Thursday 4 September 2014

PENANDATANGANAN MoU PASAR PAITON dengan PT. IPMOMI - PAITON ENERGY



PT. IPMOMI – PAITON ENERGY Tandatangani MoU Pengembangan Pasar dengan PASAR PAITON



President Director PT. International Power Mitsui Operation and Maintenance
Indonesia (IPMOMI) Paiton Michael A. Fedosiuk dan Kepala Pasar Paiton Murtada, Kamis (26/9) melakukan penandatanganan nota kesepahaman dalam bentuk MoU (memorandum of understanding) tentang pengembangan pasar tradisional Paiton.

Penandatanganan MoU oleh PT. IPMOMI yang bergerak di bidang Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap Bahan Bakar Batubara  (PLTU) I di Paiton Kabupaten Probolinggo dan Pasar Paiton ini dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Probolinggo Santiyono.

Dalam MoU tersebut disebutkan bahwa PT. IPMOMI dan Pasar Paiton sepakat untuk mengadakan kerja sama penyusunan dan pelaksanaan Program “Pasar Paiton Hijau dan Bersih” atau Green Paiton Market”. Program ini akan dijabarkan lebih lanjut dalam Rencana Tindak Lanjut Tahunan yang akan disetujui oleh PT. IPMOMI.

Selain itu, dalam MoU itu juga disebutkan bahwa program dapat berbentuk antara lain tetapi tidak terbatas kepada penghijauan pasar, pengelolaan sampah pasar, peningkatan kualitas lingkungan pasar, peningkatan kompetensi pelaku pasar serta pelatihan kinerja lingkungan. Kesepakatan ini berlaku dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang dan/atau diakhiri oleh masing-masing pihak.

Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Probolinggo Santiyono mengungkapkan bahwa penandatanganan MoU ini merupakan kegiatan yang menunjang program dari Kabupaten Probolinggo yang diterjemahkan oleh Dispenda yang implementasinya pada pasar sehat. Dimana pasar sehat sendiri untuk saat ini ditujukan kepada Pasar Maron, Pasar Semampir, Pasar Kebonagung dan Pasar Paiton.

“Dari 4 (empat) pasar tradisional tersebut untuk sementara hanya Pasar Paiton yang sudah melakukan MoU dengan CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan dalam hal ini PT. IPMOMI untuk membantu pengembangan Pasar Paiton menjadi pasar tradisional yang berbasis modern,” ungkap Santiyono.

Menurut Santiyono, selama 3 (tiga) tahun kesepakatan tersebut Pemerintah Kabupaten
Probolinggo akan terus melakukan pendampingan dengan mensinergikan program-programnya baik itu dengan instansi terkait maupun PT. IPMOMI.

“Disamping itu juga tidak menutup kemungkinan nantinya akan mengembangkan binaan dan bantuan kepada pasar-pasar tradisional lain. CSR perusahaan ini baru pertama kalinya untuk pengembangan pada pasar tradisional berbasis modern. Sebab selama ini biasanya CSR perusahaan hanya fokus kepada pendidikan,” jelas Santiyono.

Dikatakan Santiyono, pengembangan pasar Paiton dengan melibatkan CSR perusahaan ini dilakukan untuk memperbaiki sarana dan prasarana pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar moderen yang ada disekitar pasar.



Hj. Sinta Nuriyah Sahur Bersama Kaum Dhuafa




Jumat (18/7) dini hari, ratusan warga dan pedagang pasar berkumpul di Pasar Paiton
Kecamatan Paiton. Mereka hadir dalam kegiatan sahur keliling bersama Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid.

Sahur keliling ini dihadiri Bupati Probolinggo Hj P. Tantriana Sari SE didampingi suaminya yangjuga Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan Drs H Hasan Aminuddin MSi. Juga sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo. Kegiatan yang rutin digelar sejak tahun 2005 dan telah dilaksanakan di berbagai daerah.
Tujuannya, mengajak warga masyarakat untuk menjadikan puasa sebagai instrumen
ketentraman hati.

Dalam sambutannya Bupati Tantri menjelaskan, pemilihan lokasi pasar juga tidak lepas dari arti pasar sebagai sumber rejeki yang dijanjikan Allah dan pengembangan ekonomi kerakyatan yang akan terus dilanjutkan Pemkab Probolinggo.

“Bagi saya pribadi, pasar merupakan tempat rejeki yang dijanjikan oleh Allah. Semoga pasar juga dapat menjadi salah satu pendorong berdirinya ekonomi rakyat,” ujar bupati.
Sementara mantan Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin mengajak masyarakat yang hadir untuk bersama-sama memakmurkan masjid. “Karena hari-hari ini merupakan detik-detik di mana kita akan meninggalkan bulan Ramadhan. Mari kita bersama-sama beriktikaf di masjid-masjid,” ajaknya.

Sedangkan Hj. Sinta Nuriyah mengajak masyarakat untuk sadar atas keberagaman di
Indonesia. Dan untuk menghargai keberagaman itu, dirinya mengajak masyarakat yang hadir untuk mengamalkan pelajaran yang didapatkan pada bulan puasa. “Di bulan puasa ini kita tidak hanya menahan marah, ada juga pelajaran moral dan budi pekerti yang bisa kita petik,” ujarnya.

Lebih lanjut Sinta Nuriyah berharap, kegiatan sahur bersama ini dapat menjadi pembuka jalan masyarakat untuk melaksanakan ibadah puasa dengan baik. “Di bulan Ramadhan ini, saya mengajak kaum marginal seperti tukang becak atau pedagang pasar untuk memulai ibadah puasa dengan niat baik,” jelasnya.

Istri mantan Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut mengingatkan, arti penting dan tujuan puasa. Hal yang tidak kalah pentingnya yakni di bulan Ramadhan ini bisa meningkatkan ibadah sosial seperti halnya meningkatkan rasa kepedulian terhadap sesama umat muslim. “Kesabaran, keikhlasan dan kejujuran sangat perlu ditingkatkan melalui ibadah
puasa,” pungkasnya.

Dalam kegiatan yang juga diisi dengan pemberian santunan kepada 50 orang anak yatim piatu ini Sinta Nuriyah meminta agar pemberantasan buta aksara lebih ditingkatkan. Kelak diharapkan Kabupaten Probolinggo bisa terbebas dari buta aksara. 


TIM JAWA TIMUR VERIFIKASI PASAR PAITON



selama sekitar 30 menit tim yang diketuai Bambang Dwi Atmojo, menilai kondisi pasar di ujung timur kabupaten probolinggo ini. Mereka tampak kagum dengan pengaturan pedagang di pasar tersebut, dimana pedagang dikelompokkan berdasarkna jualannya.

Tak hanya pengaturan pedagang, kebersihan pasar pun tak luput dari penilaian mereka. “terlebih lagi dengan fasilitas dan program yang terlaksana di pasar ini. Seperti toilet yang bersih, pengolahan sampah, juga perpustakaan, radio dan akses internenya,” tutur bambang, saat ditemui di lokasi pasar.

Tak salah jika pemkab probolinggo menunjuk pasar paiton menjadi wakilnya dalam program kabupaten probolinggo sehat. Sebab, selama ini imej pasar tradisional terkesan kumuh dan jorok. Namun, hal tersebut tidak berlaku di pasar paiton, kecamatan paiton, kabupaten probolinggo. Di pasar ini, kondisi pasanya sngat nyaman dan bersih, dengan jejeran pedagang yang tertata rapi. Terutama pedagang sayur yang sudah menggunakan meja jejer untuk mengelar dagangan.

Koordinator pasar paiton Murtade menuturkan tujuan utama agar pembeli yang datang tidak merasa risih dengan kondisi pasar. Dengan pasar sehat dan bersih, pembeli akan betah dan nyaman berkunjung. Sehingga program yang dicanangkan oleh Bupati Probolinggo berjalan dengan baik dan sukses. “kami mengimplementasikan program tersebut dalam bentuk nyata,” ujarnya.

Bentuk nyata tersebut diantaranya adalah dengan memberikan pedagang sayur meja atau lapak. Meja dengan ukuran 120 cm x 80 cm x 70 cm ini dijadikan sebagai tempat dagangn dipajang. Dengan pengaturan seperti ini, membuat pasar tampak tertata rapi dan jalan untuk pembeli cukup lapang. “ini terbukti dengan banyaknya warga perumahan dan PLTU yang berbelanja disini,” tuturnya.

Di pasar paiton saat ini telah didirikan koperasi simpan pinjam suara pasar paiton beranggotakan 158 pedagang sayur. Yang menarik dari gerakan pasar sehat dan bersih ini, setiap pedagang sayur yang menjadi anggota koperasi otomatis mendapat meja jejer. Terdapat 158 meja jejer ini di pasar paiton, yang merupakan sumbangan dari PT. IPMOMI – PAITON ENERGY, salah satu perusahaan listrik di komplek PLTU Paiton. “berasal dari dana CSR mereka, kami bagikan bagi anggota koperasi. Mudah-mudahan semua pedagang nantinya ikut menjadi anggota,” harap pria kelahiran 1968 ini.

Selain itu, dipasar ini juga dilengkapi dengan radio komunitas suara pasar paiton, perpustakaan, toilet sebanyak 6 unit. Kemudian ada pengelolaan sampah berupa Bank Sampah Syariah Paiton. Ada juga akses internet menggunakan jaringan wi-fi milik telkom dengan kecepatan akses mencapai 100 Mbps. “pengunjung dapat berbelanja disini sambil browsing. Kami juga merencanakan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM),”tuturnya.

Menurut kabid sosial dan budaya Bappeda setempat Achmad Sapari, penunjukan pasar paiton dikarenakan pedagang pasar tersebut guyub. Sehingga setiap kegiatan yang dilakukan berjalan dengan baik.”ditambah dengan manajerial yang bagus dari pimpinan pasar tersebut,” tuturnya secara terpisah.



KABUPATEN PROBOLINGGO RAIH PENGHARGAAN FORUM KABUPATEN SEHAT

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan Kabupaten Probolinggo di tingkat Provinsi Jawa Timur. Pada peringatan hari ulang tahun (HUT) Provinsi Jawa Timur ke 69, Kabupaten Proboilnggo memperoleh predikat kabupaten sehat lewat penghargaan forum kabupaten sehat (FKS).

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Grahadi, Surabaya, Minggu (12/10). Selanjutnya Kabupaten Probolinggo masuk nominasi penghargaan tingkat nasional untuk bisa mendapatkan penghargaan bergengsi Swasti Saba dari Presiden RI.

“Alhamdulillah” kami bersyukur tahun ini kabupaten probolinggo dinyatakan masuk kategori kabupaten sehat. Penghargaan ini adalah hasil kerja keras dan atas partisipasi masyarakat kabupaten probolinggo bersama forum kabupaten sehat,” ungkap Kepala Badan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Probolinggo Dewi Korina

Sementera kepala bidang sosial dan budaya Bappeda Achmad Sapari menegaskan, kabupaten probolinggo mendapatkan predikat kabupaten sehat untuk tiga tatanan. Yakni, tatanan kawasan industri dan perkantoran sehat, tatanan kawasan permukiman sarana dan prasarana serta tatanan kawasan masyarakat sehat dan mandiri.

 “Kawasan industri dan perkantoran sehat berada di PT YTL, PT IPMOMI Paiton, BLK kraksaan dan PT Sasa inti gending. Kawasan permukiman sarana dan prasarana sehat berada di Pasar Paiton, Pasar Kebonagong, Hutan Kota Kraksaan,  Pokmas Sumberlele, Sungai Sungai Rondoningo, Bank Sampah Semampir dan SMAN Dringu. Sementara kawasan masyarakat sehat dan mandiri berada di Desa Wonorejo, Desa Leces, SDN Muneng Leres 1 dan Puskesmas Sumberasih,”ujarnya. 

 Pria kelahiran Probolinggo, 27 Oktober 1958 ini menegaskan dalam verifikasi penilaoan Kabupaten/Kota Sehat Jawa Timur ini, Kabupaten Probolinggo mengajukan tiga dari sembilan tatanan. Setelah dilakukan penilaian, ketiga tatanan tersebut lolos semua.
 “Maksud tatanan disini adalah sasaran kegiatan program kabupaten sehat yang sesuai dengan potensi dan permasalahan pada masing-masing kecamatan di kabupaten,”pungkasnya.





No comments: