Friday, 23 September 2016

Omzet Bank Sampah Pasar Paiton Rp 35 Juta


Bank sampah yang digulirkan pengelola Pasar Paiton sejak 2013 mulai membuahkan hasil. Saat ini, omzet bank sampah mencapai Rp 35 juta.

Senin (25/5) Kepala Pasar Paiton Murtade mengungkapkan, pihaknya terus mengembangkan Bank Sampah Pasar Paiton dan merangkul 4 desa binaan di Kecamatan Paiton.

“Petugas Bank sampah yang awalnya 2 orang, kini bertambah 2 lagi. Per hari hasil bank sampah menampung 6-7 ton sampah,” terangnya.

Murtade mengungkapkan, realisasi bank sampah telah menjadikan pasar yang ia kelola semakin bersih. Bahkan sejumlah pasar di Kabupaten Probolinggo mulai menjadi binaan Pasar Paiton dalam pengelolaan bank sampah.

“Pasar Bucor dan Semampir sudah menjadi binaan Pasar Paiton. Dan kami berharap pasar yang lain bisa merealisasikan bank sampah karena hasilnya sangat positif,” ujarnya.


ISTRI GUSDUR BUKA BERSAMA DI PASAR PAITON

Paiton - Ratusan warga dan pedagang pasar berkumpul di Pasar Paiton Kecamatan Paiton, Minggu (26/6/2016) sore. Mereka menghadiri kegiatan buka bersama istri mantan Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid. 

Buka bersama ini dihadiri Bupati Probolinggo Hj P. Tantriana Sari SE, anggota Komisi VIII DPR RI Drs H Hasan Aminuddin MSi, Ketua Puan Amal Hayati Kabupaten Probolinggo yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Al-Jailani Hj Badiatus Sholehah Hafidz Aminuddin.

Kemudian Ketua Baznas Kabupaten Probolinggo H Ahmad Muzammil, Ketua FKUB Kabupaten Probolinggo KH Idrus Ali serta sejumlah Kepala SKPD di lingkungan Pemkab Probolinggo.
Dalam sambutannya Hasan Aminuddin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Hj. Sinta Nuriyah yang istiqomah setiap bulan Ramadhan mengunjungi Kabupaten Probolinggo. Kebiasaan tersebut sudah dilakukan sebelum menjadi ibu negara.

“Alhamdulillah beliau selalu istiqomah berkeliling setiap bulan suci Ramadhan. Tidak hanya di Kabupaten Probolinggo, tetapi juga di seluruh nusantara,” ungkapnya.

Sementara Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid mengungkapkan bahwa kegiatan buka maupun sahur bersama ini sudah memasuki edisi ke-16. Dalam rentang waktu 16 tahun itu banyak dijumpai pengalaman yang menyenangkan. “Untuk Kabupaten Probolinggo sudah dilakukan 10 tahun terakhir,” ujarnya.

Menurut Sinta Nuriyah, selama kunjungannya ke beberapa daerah banyak menjumpai kesenian dan budaya daerah. Kesenian dan budaya daerah tersebut harus terus dirawat karena bisa dipakai sebagai benteng atau perisai melawan kesenian dari luar.

“Dengan adanya kesenian daerah ini, banyak filsafat didalamnya dan menunjukkan citra daerah yang bisa menghalau serangan budaya dari luar daerah,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut Hj. Sinta Nuriyah juga melayani pembelian minyak goreng secara simbolis seharga Rp 7 ribu per liter. Dimana disediakan total 5 ribu liter untuk para kaum dhuafa.
Serta pemberian 400 paket sembako kepada janda miskin di pesisir pantai, abang becak dan pedagang emperan Pasar Paiton dari Baznas Kabupaten Probolinggo.